Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Kamis, 30 Desember 2010

Qais dan Laila

     Senin 27 desember 2010,, seperti biasa ketika libur dari kerja, saya menyempatkan diri mampir ke toko buku untuk menambah koleksi buku di almariku, walaupun buku yang ku beli kadang tak terbaca, sama sekali,,, hehe. Diantara buku yang kubeli adalah novel cinta Qais dan Laila. .Sebenarnya saya kurang suka dengan cerita cinta, namun rasa penasaran dengan ceritanya yang melegenda itu, akhirnya aku memutuskan untuk membelinya.
 Rasa yang kudapat ketika membaca lembar-lembar permulaan novel ini adalah ; Marah, emosi, ingin kubuang rasanya novel ini. Qais yang tampan, cerdas dan keturunan keluarga terhormat. Logikanya kalah dengan nafsu cintanya kepada Laila nan cantik jelita, Terbersit dalam otak ku betapa bodohnya laki-laki ini,,,,,huahhhhhhhhh... (>_<) astagfirullah......tapi kupaksa untuk membacanya hingga selesai,,tak percuma,...!!! ada hikmah yang kudapat dan sedikit tetesan air mata...dari cerita ini........ :D

    cekidot !!!

Qais kecil  telahir sebagai anak tunggal dengan wajah gagah dan tampan dari keturunan Sayid orang terhormat dari kabilah Bani Amir.  Ketika beranjak remaja, ayahnya mempercayakan pendidikan qais kepada seorang guru yang sangat termasyhur akan tinggi ilmunya. Anak-anak bangsawan arab bersekolah dengan guru ini. Qais adalah murid yang sangat cerdas,tekun bijak lestari dan terbaik yang pernah gurunya ajari.
     Suatu hari sang guru memperkenalkan murid baru berjenis kelamin wanita, ia adalah seorang gadis yang sangat cantik nan jelita. Qais dan semua teman laki-lakinya seketika jatuh hati dan terpesona oleh kecantikan sang gadis yang tiada bandingannya. Nama gadis jelita itu adalah Laila, yang dalam bahasa arab "malam" artinya.
     Hati yang keras sekeras batu pun akan segera luluh mencair begitu memandang keajaiban ciptaan-Nya. Namun, diantara semua teman-temannya, hanya Qais-lah yang memiliki hasrat paling besar kepada laila.
     Ia telah berenang dalam lautan asmara , bahkan sebelum  ia mengerti makna cinta, ia telah menyerahkan hati dan segenap jiwanya, kepada sang gadis jelita pujaanya. padahal ia belum memahami betapa hati itu sangat berharga , namun diserahkannya juga. Hati laila pun demikian juga , gayung bersambut ketika tangan menimba . laila telah jatuh cinta pula kepada Qais pula. Bara api telah menyala di dalam jiwa mereka, dan cahayanya saling memantul menerangi hati mereka berdua.
     Cinta bagaikan bejana anggur yang mengisi cawan mereka, dan mereka mereguk apapun yang dituangkan kepada mereka karena merasa dahaga. kemudian mereka menjadi mabuk cinta, karena mereka tidak menyadari kekuatan sang anggur  yang bergelora. Mabuk yang pertama kali adalah yang paling menyakitkan kepala, jatuh yang pertama kali adalah jatuh yang paling menyakitkan raga. Luka yang pertama selalu menjadi yang terperih menusuk dada.
     dan keadaan ini terus berlanjut, mereka bagai orang yang terhanyut ke tengah laugt, dan sulit kembali menepi kedaratan walau air laut sudag surut, mereka terpesona oleh kekuatan gaib yang sumbernya dikenali saja sulit, dan pengaruh mantera sihirnya terlalu kuat.
     Siapakah yang memahami perihal cinta mereaka?? dan seberapa banyak orang yang tahu berita cinta Qais dan Laila? tak ada yang sanggup menjawabnya. hingga suatu hari di pasar raya, ditengah keramaian manusia, sebuah bisikan terdengar pelan namun membahana. "Qais dan Laila sedang dimabuk cinta" 
     Sebuah kabar burung tentu saja, tapi orang bijak bilang "kabar burung dapat menyebabkan sebuah kerajaan hancur binasa" dan desas desus itu telah menyebar ke seantero penjuru kota,dari mulut ke mulut, dari perkemahan, lembah ,ngarai hingga ke desa.
     Perlahan sepasang kakasih ini mulai menyadarinya, jika selama ini mereka dibutakan oleh silaunya cinta. Sementara orang-orang selalu awas memperhatikan mereka. Hijab sudah terkoyak dan menganga, tembok kota telah runtuh menimpa, dan ,kinilah saatnya untuk berbuat dan berupaya untuk menyelamatkan diri mereka berdua. Qais dan Laila berusaha untuk tidak selalu bersua , dan tidak memandang satu sama lain untuk sementara, mereka mengunci rapat bibir mereka dari alunan syair cinta.
     Qais sama sekali tidak menemukan solusi dari kesulitan dan kebingungan serta dilema yang tengah dihadapinya setelah kehilangan hatinya, lalu kehilangan akal sehatnya yang dapat ia lakukan hanyalah mondar-mandir dijalan raya. Bagai orang linglung tidak sadarkan dirinya.
     Kian hari Qais memuji kecantikan laila, dan membicarakan semua kebaikan-kebaikan laila kepada setiap orang yang dijumpainya, maka semakin banyak orang mendengar kisah cintanya. dan semakin bertambah aneh penampilannya, dan semakin ganjil pula tingkah lakunya. Orang-orang akhirnya mulai menertawainya, mengejek dan mencemoohnya. Mereka   bahkan meneriakinya , inilah dia "si Majnun" si orang gila 
     Keluarga laila mendengar hal ini, maka keadaan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.  Bukan hanya kehormatan laila menjadi terhina, tetapi juga Maruah seluruh kabilah telah tercemar semuanya . Kemudian seorang penjaga ditempatkan di depan pintu tenda Laila. untuk mencegah Qais menemuinya untuk menjalin hubungan asmara. Demikianlah mereka dengan kejam menyembunyikan rembulan purnama, dari sang punguk yang selalu merindukannya.
     Perpisahan antara Qais & Laila sang pujaannya, telah mengakibatkan perpisahan dengan orang-orang yang dicintainya, saudara dan teman-teman sekolahnya, sejawatnya, orang tuanya dan kampung halamannya.
     Jika Laila masih bisa menyembunyikan tangisan luka hatinya, tetapi Qais menangis secara terang-terangan secara terbuka, untuk menunjukan kepada dunia betapa laranya jiwanya.
     Qais memang telah menjadi "Majnun" . Namun ia sangat mahir dalam merangkai syair, menggubah kidung cinta yang sebelumnya belum pernah didengar oleh manusia. Ia berkelana entah kemana tak bertujuan yang ada dipikirannya hanya Laila, laila ,laila, dan laila.


qais tinggal di gua digurun yg tak berpenghuni ditemani binang2 buas yg setia menemaninya
      Sayid ayah Qais telah melakukan berbagai upaya keras untuk  menyembuhkan anaknya. namun tak ada tanda-tanda anaknya membaik juga.. Sang Sayid pun mengumpulkan keluarga besarnya, yang dihadiri tetua-tetua kabilah. Agar diperoleh sebuah solusi terbaik terhadap permasalahan yang menimpa mereka. Sang sayid memutuskan untuk meminang Laila. Namun apa lacur lamaran ditolak oleh ayahnya laila karena ia tau qais telah gila, dan ia tak ingin menikahkan anaknya orang gila.
    Setelah lamaran ditolak ..........................
     sakit kepalaku  nulis ringkasan ni cerita ..   :D
bersambung ,,,baca novelnya sendiri....hehe






Air Mata

"Setetes air yang jatuh dari mata seorang mukmin karena takut kepada Allah adalah lebih baik baginya dari dunia dan seisinya; adalah lebih baik baginya dari ibadah setahun. Merenungkan keagungan dan kekuasaaan Allah sesaat adalah lebih baik dari puasa enam puluh hari dan berdiri untuk ibadah (Qiyam) enam puluh malam..."
Demikian sabda Rasulullah SAW, diriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas'ud ra.

Ditaman kehidupan orang-orang saleh, air mata cinta dan rindu menderas harap dan cemas , mengalirkan kepasrahan dan keyakinan kepada zat yang Mahatinggi Allah 'Azza qa-jalla, menggerus kesombongan dan keangkuhan disetiap rongga dalam diri mereka. Nafas mereka adalah dzikir, gerak dan langkah meraka adalah istighfar, sehingga cahaya membungkus jiwa mereka dengan sutera kemuliaan. Air mata cinta dan rindu mereka menjelma telaga; telaga air mata di dunia untuk telaga surga di akhirat.

Rabu, 22 Desember 2010

Perbedaan Orang CERDAS & Orang BODOH

      Ungkapan-ungkapan dibawah ini saya kutip dari buku berjudul Datuk Hitam karya Bahril Hidayat, buku yang berbau sufisme seperti Abu Nawas dari timur tengah, tokoh yang cerdas, kocak, bijak dan agamis. Sedangkan Datuk Hitam berasal dari bangsa Melayu. Tujuan saya memposting halaman ini, terutama untuk mengingatkan saya pribadi, dan teman-teman yang membaca . Untuk Bertanya pada diri kita sendiri..........Pintarkah saya? Bodohkah saya? 


       Ya Allah jadikankanlah Hambamu yang hina dina ini termasuk kedalam golongan orang-orang beruntung .. amien.




  1. Perbedaan utama orang cerdas dan orang yang bodoh terletak pada kesadaran dan pengakuan. Orang cerdas menyadari dan mengakui kecerdasannya sehingga ia merasa bodoh di hadapan tuhannya, sedangkan orang bodoh tidak menyadari dan tidak mengakui kebodohan nya sehingga ia merasa cerdas dihadapan Tuhannya
  2. Orang cerdas bercermin  kepada kematian sedangkan orang bodoh becermin pada kehidupan.
  3. Orang cerdas lebih banyak menghitung-hitung kekurangannya, sedangkan orang bodoh lebih sring menghitung-hitung kelebihannya.
  4. Orang cerdas selalu menuntut dirinya untuk mengasihi, menyayangi, dan mencintai, sedangkan orang bodoh selalu menuntut untuk dikasihi, disayangi dan dicintai.
  5. Orang cerdas berharap dapat mengenal dirinya sendiri, sedangkan orang bodoh berharap orang lain untuk mengenal dirinya.
  6. Orang cerdas memikirkan bagaimana ,membalas kebaikan orang lain, sedangkan orang bodoh berpikir bagaimana agar orang lain membalas kebaikannya.
  7. Orang cerdas berpikir secara sistematis, metodologis, dan rasional, sedangkan orang bodoh berpikir dengan cara spekulatif dan emosional.
  8. Orang cerdas selalu berusaha untuk mewujudkan pemikirinnya, sedangkan orang bodoh larut dalam pemikirannya tanpa sempat untuk mewujudkannya.
  9. Orang cerdas bertindak sebelum menasehati, sedangkan orang bodoh menasehati sebelum bertindak.
  10. Orang bodoh selalu berKaca tanpa cermin, sedangkan orang bodoh selalu berkaca dengan cermin.
  11. Orang cerdas selalu berpikir berbagai cara untuk memuji, sedangkan orang bodoh selalu berpikir berbagai cara untuk di puji. 
  12. Orang cerdas selalu berusaha mencari dan mengumpulkan ilmu, Orang bodoh selalu berusaha mencari dan mengumpulkan harta.
  13. Orang cerdas memikul buku-buku didalam benaknya, sedangkan orang bodoh memikul buku-buku di kendaraannya.
  14. Orang cerdas lebih sering berbuat daripada berbicara, sedangkan orang bodoh lebih sering berbicara daripada berbuat.
  15. Orang cerdas merasa butuh memohon kepada Tuhannya, sedangkan orang orang bodoh merasa diminta dan diperlukan Tuhannya.
  16. Orang cerdas mengetahui adanya kemudahan di setiap kesulitan, orang bodoh merasa kesulitan menghadapi kemudahan.
  17. Orang cerdas mengumpulkan harta untuk di belanjakan di jalan-Nya, sedangkan orang bodoh mengumpulkan harta untuk dibelanjakan dijalannya.
  18. Orang cerdas selalu merasa malu untuk menolak pertolongan orang lain, sedangkan orang bodoh tanpa rasa malu selalu mengharapkan pertolongan orang lain.
  19. Orang cerdas bisa belajar dari kegagalan, sedangkan orang bodoh sering terbuai oleh keberhasilan.
  20. Orang cerdas memandang pasangan hidupnya sebagai mitra, sedangkan orang bodoh memandang pasangan hidupnya sebagai bawahan.
  21. Orang cerdas acapkali  membicarakan tentang kebesaran Tuhannya, sedangkan orang bodoh seringkali membicarakan kehebatan dirinya.
  22. Orang cerdas selalu menghindar dari ketidaktahuan, sedangkan orang bodoh sering menjerumuskan diri dalam ketidaktahuan.
  23. Orang cerdas memimpin dengan suri tauladan, sedangkan orang bodoh tak mampu untuk memimpin dirinya sendiri.
  24. Orang cerdas lebih sering memandang kebawah untuk urusan dunia, sedangkan orang bodoh selalu memandang kebawah untuk urusan akhirat.
  25. Orang cerdas berbicara dengan akal, sedangkan orang bodoh berbicara dengan lidah
  26. Orang cerdas selalu mudah untuk dipahami, sedangkan orang bodoh selalu sulit untuk dipahami.
  27. Orang cerdas hanya mencuri ilmu, sedangkan orang bodoh mencuri apapun yang dibutuhkannya.
  28. Orang cerdas mencintai apa yang di sukai Tuhannya, sedangkan orang bodoh membenci apa yang disukai Tuhannya.
  29. Orang cerdas selalu bersyukur disaat senang maupun susah, sedangkan orang bodoh tak mampu bersyukur walaupun di saat senang.  
  30. Orang cerdas  bersandar pada doanya, sedangkan orang bodoh bersandar pada kemampuannya.
  31. Orang cerdas mampu menertawakan musibah, sedangkan orang bodoh selalu dtertawakan musibah.
  32. Orang cerdas selalu mencari kebenaran, sedangkan orang bodoh selalu menutupi kebenaran.
  33. Orang cerdas selalu berupaya melupakan kebaikannya,sedangkan orang bodoh sibuk mengingatkan orang lain tentang kebaikannya.
  34. Orang cerdas mempersiapkan diri menuju kematian, sedangkan orang bodoh hanya menunggu waktu kematian.
  35. Orang cerdas memandang keturunannya sebagai amanah yang akan menyelamatkannya, sedangkan orang bodoh memandang keturunannya sebagai beban yang akan menyesatkannya.
  36. Orang cerdas selalu memohon ampun kepada Tuhannya, sedangkan orang bodoh merasa tak perlu memohon maaf kepada siapapun.
  37.  Orang cerdas mampu meminta maaf dan memaafkan orang lain, sedangkan orang bodoh bahkan tak mampu memaafkan dirinya sendiri.
  38. Orang cerdas merasa membutuhkan dan dibutuhkan masyarakat, sedangkan orang bodoh merasa tidak membutuhkan masyarakat, apalagi dibutuhkan masyarakat.
  39. Orang cerdas cukup dinasehati dengan musibah, sedangkan orang bodoh selalu minta dinasehati saat tertimpa musibah.
  40. Orang cerdas berpikir bagaimana caranya untuk memberi, sedangkan orang bodoh berpikir  bagaimana caranya untuk meminta.
  41. Orang cerdas tak mampu menolak pemberian karena merasa malu, sedangkan orang bodoh tak mampu memberi karena tak memiliki rasa malu.
  42. Orang cerdas berusaha untuk membantu orang lain untuk membayar utangnya, sedangkan orang bodoh selalu menanggguhkan pembayaran utangnya.
  43. Orang cerdas selalu berorientasi ke masa depannya, sedangkan orang bodoh dipenjara oleh masa lalunya.
  44. Orang cerdas tidak pernah memulai tanpa mengakhiri, sedangkan orang bodoh tidak mampu mengakhiri sesuatu yang dimulainya.
  45. Orang cerdas selalu merasa bebas dan bertanggung jawab, sedangkan orang bodoh mengginginkan kebebasan tanpa berani bertanggung jawab.
  46. Orang cerdas suka memandang isi dibanding kulit, sedangkan orang bodoh lebih suka memandang kulIt dibanding isi.
  47. Orang cerdas memndidik keluarganya dengan kepemimpinan spiritualistik, sedangkan orang bodoh mendidik keluarganya dengan kepemimpinan yang otoriter dan materilistik.
  48. Orang cerdas memandang kegagalan sebagai anak tangga menuju kesuksesan, sedangkan orang bodoh memandang kegagalan sebagai penghalang menuju kesuksesan.
  49. orang cerdas selalu ditunggu dan diharapkaN orang banyak, sedangkan orang bodoh selalu tak di inginkan kehadirannya oleh orang banyak.
  50. Orang cerdas meletakkan lidah di belakang akal, sedangkan orang bodoh  berbicara tanpa akal.

dunia hanya persinggahan semata

  1. Orang cerdas mahir dalam berhemat dan membelanjakan hartanya, sedangkan orang bodoh mahir untuk boros dan menghambur-hamburkan hartanya.
  2. Orang cerdas akan merah padam mukanya karena malu, sedangkan orang bodoh akan merah padam mukanya karena marah.
  3. Orang cerdas berlayar di atas kapal walaupun diterjang ombak, sedangkan orang bodoh membiarkan dirinya diombang-ambing ombak.
  4. orang cerdas menyentuh sesuatu dengan ketajaman hati, sedangkan orang bodoh menggenggam sesuatu dengan hawa nafsu.
  5. Orang cerdas selalu berusaha secepat mungkin mewujudkan niat baiknya, sedangkan orang bodoh selalu menemukan alasan untuk menunda-nunda niat baiknya.
  6. Orang cerdas selalu berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya, sedangkan orang bodoh larut dalam lamunan dan terbuai oleh mimpi-mimpinya.
  7. Orang cerdas selalu bahagia melihat orang lain mendapatkan nikmat, sedangkan orang bodoh selalu bersedih kenapa bukan dia yang mendapatkan nikmat.
  8. Orang cerdas memaparka suatu permasalahan menunju berbagai solusi, sedangkan orang bodoh mengupas suatu permasalahan menuju permasalahan baru,.
  9. Orang cerdas memandang mawar merah sebagai bunga yang wangi dan menyegarkan pandangan mata, sedangkan orang bodoh memandang mawar merah sebagai bunga yang berduri dan menyilaukan mata.
  10. Orang cerdas berdagang dengan timbangan yang sempurna, sedangkan orang bodoh berdagang dengan ucapan-ucapan kosong.
  11. Orang cerdaas akan mengambil kematian sebagai penasihat terbaik yang dimilikinya, sedangkan orang bodoh mengakui bahwa kehidupan adalah sahabat yang dimilikinya.
  12. Orang cerdas mengakui ada hal-hal yang tidak diketahuinya, sedangkan orang bodoh mengakui mengetahui semuanya.
  13. Orang cerdas akan menolak amanah yang tidak sanggup ia pikul, sedangkan orang bodoh akan menerima setiap amanah yang hanya menguntungkan dirinya.
  14. Orang cerdas membesarkan anak-anaknya denagn kelemah-lembutan, ketulusa, kasih sayang, dan pengertian, sedangkan orang bodoh membesarkan anak-anaknya dengan hardikan, pamrih, dan sentralistik.
  15. Orang cerdas menuntut hak setelah menunaikan kewajibannya, sedangkan orang bodoh lebih sering menuntut hak tanpa mewajibkan kewajibannya.
  16. Orang cerdas meletakkan pendidikan sebagai pilar utama dalam membentuk kehidupan, sedangkan orang bodoh meletakkan harta sebagai pilar utama dalam membentuk kehidupan.
  17. Orang cerdas banyak menangis di hadapan Tuhannya, sedangkan orang bodoh banyak menangis karena dunianya.
  18. Orang cerdas lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengingat Tuhan , sedangkan orang bodoh lebih banyak menghabiskan waktu untuk diingatkan tentang Tuhannya.
  19. Orang cerdas akan berpikir untuk mengembangkan kecerdasan anak didiknya, sedangkan orang bodoh akan berpikir untuk menjadikan anak didiknya sebagai juara kelas.
  20. Orang cerdas beramal dengan ilmu, sedangkan orang bodoh beramal tanpa ilmu.
  21. Orang cerdas tertawa dengan mulutnya, sedangkan  orang bodoh tertawa dengan suaranya.
  22. Orang cerdas sering bangun di malam, sedangkan Orang bodoh sering tertidur di siang hari, apalagi dui malam hari.
  23. Orang cerdas lebih memilih tersenyum dalam  menghadapi orang pemarah, sedangkan orang bodoh lebih memilih menjadi pemarah kepada orang yang suka tersenyum.
  24. Orang cerdas memilih diam saat tak diminta  berbicara, sedangkan orang bodoh memilih berbicara saat diminta untuk diam.
  25. Orang cerdas lebih sering memandang ke bumi, sedangkan orfang bodoh lebih sering melihat ke langit.
  26. Orang cerdas selalu menutupi kekurangan sahabatnya, sedangkan orang bodoh suka membuka kekurangan sahabatnya.
  27. Orang cerdas membutuhkan kritik, sedangkan orang bodoh  menghindar dari kritik.
  28. Orang cerdas sedikit tertawa dan banyak tersenyum, sedangkan orang bodoh banyak tertawa dan sedikit diam.
  29. Orang cerdas menghabiskan waktunya ungtuk tafakur, sedangkan orang bodoh menhabiskan waktunya ungtuk mendengkur,
  30. Orang cerdas mengurangi makan dan memperbanyak pikir, sedangkan orfang bodoh memperbanyak makan dan akhirnya malas berpikir.
  31. Orang cerdas mendahulukan mengucap salam pada orang lain, sedangkan orang bodoh bahkan enggan menjawab salam sahabatnya.
  32. Orang cerdas selalu mengingat kebaikan orang lain kepadanya, sedangkan orang bodoh selalu mengingat perlakuan buruk orang lain kepadanya.
  33. Orang cerdas akan berusaha keras menghindar menjadi pemimpin orang banyak karena ketakutannya kepada Tuhan, sedangkan orang bodoh tergila-gila untuk memimpin orang banyak karena obsesinya terhadap keduniaan,.
  34. orang cerdas meminum air untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan orang bodoh meminum air untuk memuaskan lidahnya dan kekenyangan.
  35. Orang cerdas akan bertanya apabila ia sudah mencari jawabannya terlebih dahulu, sedangkan orang bodoh tak memiliki hasrat untuk bertanya.
  36. Orang cerdas tak segan-segan menggunakan hartanya untuk mendapatkan ilmu, sedangkan orang bodoh tak segan-segan menggunakan ilmunya untuk mendapatkan harta.
  37. Orang cerdas meyakini peperangan sebagai jalan terakhir tanda keputus-asaan atau ungtuk mempertahankan diri, sedangkan orang bodoh meyakini peperangan sebagai solusi utama dari pemuasan egonya.
  38. Orang cerdas mampu melihat kedepan melalui visinya, sedangkan orang bodoh hanya mampu melihat ke masa lalunya.
  39. Orang cerdas memandang perbedaan sebagai jalan untuk mengenal, sedangkan orang bodoh memandang perbedaan  sebagai jalan ungtuk menyerang.
  40. Orang cerdas mampu melihat pelita diantara pelita, sedangkan orang bodoh disibukkan untuk memadamkan semua pelita yang dilihatnya.
  41. Orang cerdas menginginkan suhu yang sejuk di saat cuaca panas, sedangkan orang bodoh menginginkan suhu dingin di saat cuaca sejuk.
  42. Orang cerdas melihat keabadian di dalam--setelah--kematian, sedangkan orang bodoh memandang kematian sebagai akhir dari kehidupan.
  43. Orang cerdas memahami dari mana ia berasal dan kemana ia akan pergi, sedangkan orang bodoh seringkali  lupa darimana ia berasal dan kemana ia akan pergi.
  44. Orang cerdas lebih menyukai segumpal Tahi yang berasal dari makanan yang halal daripada sekarung emas yang berasal dari jalan yang haram, sedangkan iorang bodoh menyukai bau kentutnya busuk dan segenggam emas yang berasal dari jalan yang haram.
  45. Orang cerdas berusaha mempertahankan adat istiadat yang bermoral, sedangkan orang bodoh berusaha mempertahankan adat istiadat yang Amoral. Orang cerdas menaklukan takdirnya melalui doa,ikhtiar, dan tawakkal, sedangkan orang bodoh  hanya bisa meratap saat takdir menaklukannya.
  46. Orang cerdas hanya makan ketika ia lapar dan berhenti makan sebelum kenyang, sdangkan orang bodoh selalu memenuhi lambungnya bahkan tak tersisa untuk nafasnya.
  47. Orang cerdas akan membiarkan anak balitanya memberikan warna apa saja pada gambar daun, sedangkan orang bodoh akan berupaya meyakinkan dan memerintahkan anaknya yang masih balita untuk mewarnai gambar daun dengan warna Hijau.
  48. Orang cerdas adalah orang yang mampu menertawakan kebodohannya, sedangkan orang bodoh adalah orang yang kebodohannya ditertawakan orang lain.
  49. Orang cerdas sangat sulit untuk mengucapkan janji, sedangkan orang bodoh seringkali mengumbar janji.
  50. Orang cerdas merasa dirinya semakin bodoh setiap mendapatkan ilmu baru , sedangkan orang bodoh merasa dirinya semakin cerdas ketika mendapatkan ilmu baru,.
orang bodoh dilarang masuk,,hehe
          Masih banyak perbedaan orang cerdas dan orang bodoh yang lain, yang belum sempat saya tuliskan di blog ini. Dari ungkapan-ungkapan diatas,, kita sudah bisa mengukur siapakah diri kita? cerdaskah? atau bodohkah?
    mari menjawab dalam hati masing-masing ^_^

    Mamaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,, minta ridho dan doa mu, biar anakmu ini jadi anak yang sholeh nan cerdas maaa ..amin 

    Minggu, 19 Desember 2010

    Kiamat diakhiri dengan Big Bang

          Hal yang menyenangkan bagi saya,, Ketika melihat malam yang di penuhi bintang-bintang yang bersinar terang. mengingatkan kita kepada kebesaran Tuhan, betapa hina, kecil, dan nestapa nya diri kita, sungguh tak pantas jika berjalan diatas bumi yang kecil dan sementara ini dengan congkak dan sombong. sering terpikir tahun berapa kiamat ya? melihat fenomena semakin merosot nya akhlak manusia(ciri kiamat udah dekat). Seperti apa kiamat? males bayangin kalo yg ini.. takuttttttt,,,hehe 
          Yang pasti mengerikan, sampai-sampai seorang ibu yang mengandung gugur kandungannya dan yang menyusui lupa terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban dan syaitan-syaitan laknatullah berlarian.


    Beberapa waktu lalu dua ahli astronomi, yakni Roger Penrose dari Universitas Oxford dan Vahe Gurzadyan dari Yerevan State University di Armenia, mengemukakan teori baru alam semesta, yang pernah ditulis dalam artikel Kompas.com "Alam Semesta Sudah Ada Sebelum Big Bang".
    Berdasarkan temuan adanya lingkaran konsentris kosmos, dalam teorinya kedua ilmuwan itu mengungkapkan bahwa alam semesta tercipta lewat sebuah siklus aeon. Setiap siklus diakhiri dengan sebuah big bang yang juga menjadi tanda berawalnya siklus baru.
    Singkatnya, sebelum masa kita hidup sekarang, telah terdapat masa yang lalu. Masa lalu tersebut diakhiri oleh big bang yang dikenal sekarang, yang merupakan big bang terakhir sejauh ini. Nantinya, masa kita akan berakhir juga dengan sebuah big bang lagi.
    Nah, masih berhubungan dengan teori baru itu, kini ada ilmuwan lain yang mengemukakan hal yang berkaitan dengan temuan Penrose dan Gurzadyan. Ilmuwan itu mengemukakan hal tersebut berdasarkan model alam semesta yang disebut eternal inflation atau inflasi abadi.
    Dalam cara pandang tersebut, alam semesta yang kita tahu adalah sebuah gelembung yang ada dalam semesta yang lebih besar. Semesta tersebut juga diisi dengan gelembung-gelembung lain, di mana mereka memiliki hukum-hukum fisika yang mungkin berbeda dengan yang diketahui.
    Menurut para ilmuwan itu, gelembung yang ada mungkin memiliki masa lalu yang penuh kekerasan. Mereka berdesakan dan meninggalkan "memar kosmos" sebagai hasil ketika satu sama lain bertabrakan. Jika hal itu benar, memar kosmos tersebut pasti bisa dilihat.
    Stephen Feeney dari University College London, si ilmuwan yang dimaksud, menemukan bukti memar kosmos yang tampil dalam bentuk lingkaran dalam latar gelombang mikrokosmos. Ia menemukan empat lingkaran, bukti bahwa semesta kita telah bertabrakan paling tidak empat kali pada masa lalu.
    big bang dunia yang sekarang
    Bagaimanapun, temuan itu adalah bukti pertama adanya semesta sebelum big bang. Beberapa ilmuwan menanggapi bahwa temuan ini bisa saja merupakan tipuan mata. Seperti yang diakui Feeney, "Lebih mudah melihat data statistik daripada mengamati data di CMB."
    Ilmuwan mengatakan, satu-satunya cara untuk mengetahui kebenaran pendapat tersebut adalah menemukan data yang lebih baik. Jika beruntung, Planck Spacecraft yang kini tengah diperbantukan untuk mengamati latar lingkaran mikrokosmos dengan resolusi lebih tinggi bisa mengirimkan data itu.
    Planck diharapkan bisa mengirimkan data yang dimaksud atau menemukan misteri yang lebih hebat lagi. Sementara para kosmolog nantinya akan mengolah dan menginterpretasikan data itu, kita bisa membaca hasil diskusinya. Mari kita nanti buktinya...(kompas.com)
    www.technologyreview.com
    Sumber :


    Wallahu A'lam

    Sabtu, 18 Desember 2010

    Qalbun Marid (Hati yang Sakit)

     HATI ADALAH tempat cahaya ilahi, rumah bagi kebenaran yang datang dari Allah 'Azza wa jalla. Di dalamnyalah kesejahteraan yang sejati bersemayam. Orang-orang yang hatinya benar berfungsi akan berhasil mengenali dirinya, dan pada akhirnya akan berhasil mengenali Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini, kecuali keberhasilan mengenal diri dan Tuhannya.
         Karenanya, siapa pun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan Qalbunya, dia akan jahil (bodoh) dalam mengenali dirinya, lebih-lebih mengenal Allah Azza wa Jalla.

         Orang-orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal dirinya dengan baik, tidak akan tahu bagaimana menyikapi hidup ini, apalagi merasakan indahnya hidup. Demikian pula, karena tidak mengenal Tuhannya, maka hampir dapat dipastikan dia akan tersesat dan terjauh dari-Nya ditengah kegelapan hatinya.
         Saudaraku, qalbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya dengan Berzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah takwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah Swt., cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.



    • Kata-kata yang lemah dan beradab dapat melembutkan hati manusia yang keras (Hamka)
    • Seseorang tidak bisa dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya, dan dia tidak lurus lisannya sehingga lurus hatinya (Hasan Al-Basri)
    • Berzikirlah seribu kali dengan hati, dan satu kali dengan lisan ( Syekh Abdul Qadir Al-jailani)
    • Sesungguhnya apabila badan sakit, maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat, dan tidur juga tak nyaman. Demikian pula hati, apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia, maka nasihat susah masuk kepadanya (Malik Bin Dinar)
    • Orang yang tak menguasai matanya, maka hatinya tidak berharga (Ali bin Abi Thalib)
    • Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk kalian. Allah hanya melihat kepada Hati dan amal kalian (Sabda Nabi Saw)
    • Rendah hati tidak akan menambah derajat seseoarang kecuali keluhuran (Sabda Nabi Saw)
    • Lidah orang berakal itu di belakang hatinya, sedangkan  hati orang tolol itu berada di belakang lidahnya (Ali bin Abi Thalib)
    • Lima hal yang menjadi penawar hati, yaitu bergaul dengan orang sholeh, membaca Al-Qur'an dan mengangan-angan maknanya, sedikit makan, qiyamul lail (shalat malam), dan bermunajat kepada Allah di waktu tengah malam (Abdullah Al-Inthaqi)
    • Musuh kita yang paling jahat adalah hati kita. tetapi, kawan kita yang paling baik pun adalah hati kita  (Dr.HM.Tuah Iskandar)
    • Menuruti syahwat dapat mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, memperbanyak tidur dan lupa, membakar ambisi, dan memperjang angan-angan (Syekh Abdul Qadir Al-jailani)
    • selagi  badan sakit, tak ada gunanya makanan dan minuman. begitu pula hati yang sakit karena syahwat, maka tak ada gunanya nasihat dan peringatan (Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)
    • Syirik, dusta, dan riya' adalah pohon hati. Buahnya di dunia adalah ketakutan, kekhawatiran, kesusahan, kesempitan dada, dan kegelapan hati. Buahnya di akhirat adalah adzab di neraka (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah)
    • Carilah hatimu di tiga tempat; saat membaca Al qur'an, di majelis zikir, dan saat-saat menyendiri. Jika engkau tidak mendapatkannya maka mohonlah kepada Allah agar dia mengaruniakan kepadamu satu lagi hati, karena engkau sudah tidak memiliki hati lagi. (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah)
    • Tidaklah seorang menyembunyikan sesuatu, melainkan Allah akan menampakannya melalui raut mukanya dan ketergelinciran mulutnya. (Utsman Bin Affan)           dirangkum dr buku motivasi islami dosis tinggi: Irham sya'roni                                                                

    Ya muqallibal qulub, tsabbit qolbi 'ala dinika Ya Allah.


    wahai Tuhan Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia,
    tetapkan hati ini untuk selalu dalam agamaMu Ya Allah.

    Kamis, 16 Desember 2010

    Perang KARBALA

         Hari ini 10 Muharran 1432 H, yang kita kenal sebagai Hari Asyura (عاشوراء ) yang artinya adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Islam. Sedangkan asyura sendiri berarti kesepuluh.

    Namun dibalik semua itu ada sebuah peristiwa heroik yang perlu kita kenang, yaitu Tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 M merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali..Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu.

    Tragedi Karbala’, meski telah lewat 1370 tahun, masih mendengungkan nyanyian duka yang tiada henti. Berikut ini adalah babak terakhir Perang Karbala’ yang kembali dikisahkan bukan untuk memedihkan lagi luka sejarah itu, namun untuk sekedar mengingatkan, betapa perpecahan antar umat Islam sebaiknya tidak terjadi lagi.
         Matahari bersinar garang, tepat di atas kepala-kepala berbalut sorban yang telah basah bermandikan keringat dan debu. Seorang pria setengah baya berteriak keras, “Hentikan pertempuran! Waktu Zhuhur telah tiba, kita harus shalat!!”
    Sia-sia.......
         Suara pria gagah itu lenyap ditelan gemuruh ribuan pasukan musuh yang terus merangsek maju. Ia mengeluh. Perlahan ia memutar pandangan ke sekelilingnya. Satu.. dua.. tiga.. hanya tinggal belasan orang saja kerabatnya yang masih bertahan hidup. Dengan tenaga yang masih tersisa pedang mereka menebas ke kanan dan ke kiri, menumbangkan satu persatu musuh yang mencoba mendekat.
    Pria yang berjuluk Sayyid Syabab Ahlil Jannah itu kembali menghela nafas. Ketika matahari terbit pagi itu, ada tujuh puluh dua orang keluarga dan sahabat prianya yang berdiri gagah di belakangnya. Namun kini tinggal beberapa...
         Memang, Apalah arti tiga puluh dua penunggang kuda dan empat puluh orang pejalan kaki, dibanding empat ribuan orang pasukan musuh. Satu persatu anggota pasukan kecil itu tumbang sebagai syahid. Dan ketika matahari mulai tergelincir ke barat, hanya tinggal orang saja yang tersisa, berjuang membela harga diri, kehormatan dan kebenaran yang mereka yakini.
    Padang tandus itu masih mengepulkan debunya ke udara. Tak hanya pengap gurun yang tercium, udara ditepian sungai Eufrat siang itu juga mulai menebarkan bau amis darah.
         Siang itu, terik mentari padang pasir menjadi saksi sebuah peristiwa kelam yang terus dikenang hingga saat ini, Perang Karbala. Perang, yang terjadi antara Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib dan para pengikutnya melawan tentara Dinasti Umayyah yang dipimpin Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash dan Syimar bin Dziljausyan, itu nyaris memusnahkan keturunan Rasulullah dari garis Al-Husain. Konon, pertempuran tak berimbang yang tak ubahnya pembantaian itu sudah diramalkan Nabi Muhammad SAW di hari Al-Husain lahir.
         Dikisahkan, 57 tahun sebelumnya, ketika mendengar Fatimah Az-Zahra telah akan melahirkan putra keduanya, Rasulullah segera bergegas menjenguknya. Tak lama kemudian tangis sang jabang bayi pun pecah. Tangis itu sangat keras, sekokoh hati pemiliknya. Nabi Muhamad lalu meminta cucunya itu dibawa ke pangkuannya untuk dibacakan adzan dan iqamah.
    Asma binti Umais, sahabat Anshar yang membantu Fatimah saat melahirkan, segera menggendong bayi merah itu dan menyerahkannya kepada Baginda Nabi. Setelah diadzani dan diiqamati, sang jabang bayi lalu diberi nama Al-Husain, semakna dengan nama sang kakak yaitu Al-Hasan yang berarti kebajikan.
    Ketika tengah asyik menciumi sang cucu, tiba-tiba Nabi termangu dan meneteskan air mata. Umais pun segera bertanya, “Mengapa di hari bahagia ini Anda menangis, wahai Rasulullah?.”
    “Jibril baru saja memberitahu kepadaku, kelak anak ini akan dibunuh oleh sebagian umatku yang durhaka. Jibril juga menunjukkan tanah di mana Al-Husain terbunuh.”
    Ibnul Atsir, dalam tarikh Al-Kamilnya, menceritakan, Nabi pernah memberikan segumpal tanah berwarna kekuningan kepada Ummu Salamah, salah satu istri beliau, yang didapat dari Malaikat Jibril. Tanah tersebut, menurut kabar dari Jibril, berasal dari daerah di mana Al-Husain akan terbunuh dalam sebuah pertempuran.
         Nabi berpesan kepada Ummu Salamah, “Simpanlah tanah ini baik-baik. Bila warnanya berubah menjadi merah, ketahuilah bahwa Al-Husain telah meninggal dunia karena dibunuh.”
    Dan, tepat pada tanggal 10 Muharram 57 H, Ummu Salamah menyaksikan gumpalan tanah pemberian suaminya berubah warna menjadi merah. Tahulah ia, cucu kesayangan Rasulullah itu telah meninggal dunia. Ummu Salamah adalah orang pertama di Madinah yang mengetahui perihal kematian Al-Husain. Dari mulutnya pula berita duka itu menyebar ke segenap penjuru kota dan menggemparkannya.
         Perang Karbala’ adalah tragedi terbesar kedua dalam sejarah Islam setelah beberapa perang saudara pada masa pemerintahan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yakni Perang Jamal, yang menghadapkan Ali bin Thalib dengan Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Aisyah Ummul Mukminin, dan Perang Shiffin, antara tentara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan kubu Mu’awiyah bin Abu Sufyan.
    Sebagaimana perang saudara sebelumnya, Perang Karbala juga menghadapkan dua tokoh generasi kedua Islam yang merupakan putra sahabat-sahabat terdekat Nabi, Al-Husain putra Sayyidina Ali dengan Umar putra Sa’ad bin Abi Waqash yang mewakili Yazid bin Muawiyyah dan gubernurnya di Kufah, Ubaidullah bin Ziyad.
         Matahari terus bergerak ke arah barat. Menyadari pasukan musuh sama sekali tak berniat menghentikan pertempuran, bersama sisa pengikutnya Al-Husain pun mendirikan shalat khauf, shalat darurat di tengah medan perang. Di antara mereka tampak adik tirinya, Abbas; putra kedua Al-Husain, Ali Al-Akbar; dan kemenakannya, Qasim bin Hasan bin Ali. Bergantian mereka melaksanakan ruku’ dan sujud, sementara yang lain berusaha melindungi dengan pedang dan tombak.
    Matahari semakin menyengat ketika shalat khauf usai. Kembali Imam Husain dan para pengikutnya berjuang mempertahankan diri. Dan kembali, satu persatu anggota pasukan kecil itu berguguran, hingga akhirnya tinggal Al-Husain, Ali Al-Akbar bin Al-Husain, dan Abbas saja yang tersisa.
    Dengan gagah berani Ali Akbar menerjang musuh dan berhasil menumbangkan tiga atau empat orang musuh sebelum sebuah sabetan pedang membuatnya terluka parah. Ia mundur mendekati sang ayah karena merasa sangat kehausan. Namun sejak pagi, persediaan air rombongan Al-Husain telah habis. Sementara untuk mengambil dari sungai Eufrat yang tak seberapa jauh juga tak memungkinkan, karena ribuan tentara Umayyah berbaris menjaganya.
         Dengan wajah iba Al-Husain menentramkan putranya, “Bersabarlah anakku, sebelum petang Datukmu Rasulullah SAW akan datang untuk memberimu minum dengan kedua tangan beliau yang mulia.”
    Mendengar ucapan sang ayah yang menjanjikan kesyahidan, semangat Ali Akbar kembali tersulut. Ia segera kembali ke tengah pertempuran dan menumbangkan dua atau tiga lawan. Langkah pemuda pemberani terhenti ketika sebatang anak panah menembus lehernya. Ali Akbar menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuang sang ayahanda.
         Tiba-tiba dari dalam tenda seorang perempuan menghambur keluar dan berlari menuju Imam Husain yang tengah memangku jasad Ali Akbar. Tangisnya pecah saat memeluk jenazah kemenakan tercintanya. “Terkutuklah orang-orang yang telah membunuhmu, Anakku,” raung Zainab binti Ali, adik kandung Al-Husain. Kematian Ali Akbar menggenapkan dukanya setelah sepagian melihat tiga putranya Aun Al-Akbar, Muhammad dan Ubaidullah gugur di medan perang Karbala’.
    Al-Husain, sambil membawa jenazah Ali Akbar, segera menarik adiknya kembali ke tenda. Tiba-tiba dari arah belakang kemudian terdengar teriakan seorang bocah kecil, “Hai orang jahat! Kau mau membunuh pamanku?.”
         Dengan berani anak itu menghadang laju seorang prajurit Umayyah yang akan membokong Al-Husain. Di tangannya tergenggam sebatang tongkat kayu. Sejurus kemudian Qasim bin Hasan bin Ali, demikian nama anak yang baru menginjak remaja itu, menjerit karena seorang tentara musuh menebas putus tangan mungilnya.
    Al-Husain segera meraih remaja yang mewarisi ketampanan ayahandanya itu. Dengan lembut ia berbisik di telingan kemenakan kecilnya, “Tabahkan hatimu, anakku sayang. Allah akan segera mempertemukanmu dengan ayah dan kakekmu.”
         Kini hanya tersisa Al-Husain dan adik tirinya Abbas bin Ali. Penatnya bertempur seharian dan teriknya matahari siang membuat dahaga keduanya tak tertahankan lagi. Mereka pun nekat menerobos barisan tentara Umayyah yang menjaga tepian sungai Eufrat. Berhasil. Dengan tergesa keduanya menciduk air dengan kedua telapak tangannya.
         Namun sebelum dahaga itu terobati, hujan anak panah membuat Abbas rebah tak bangun lagi. Sebatang anak panah juga menghujam pipi Al-Husain. Dengan pilu dicabutnya anak panah dan menutup lubangnya dengan telapak tangan. Kepala suami Syahbanu, putri kerajaan Persia, itu kemudian tengadah dan berdoa, “Ya Rabb, hanya kepada-Mu aku mengadu. Lihatlah perlakuan mereka terhadap cucu rasul-Mu.”
          Matahari telah condong di ufuk barat. Waktu Ashar yang telah datang menjelang menjadi saksi Al-Husain yang tinggal berjuang sendirian. Wajahnya nampak lelah, meski tak mengurangi sorot keberaniannya, dan sekujur tubuhnya dipenuhi luka senjata.
    Puluhan anggota pasukan Umayyah mengurungnya. Namun seperti tersihir, tak satupun yang berani mengayunkan pedang ke arah Imam Husain. Nampaknya ada keraguan yang menyelimuti benak masing-masing pasukan. Mereka tengah menimbang, “Beranikah menanggung resiko menjadi orang yang menghabisi nyawa cucu Rasulullah?.”
    Sementar Al-Husain, dengan segala kewibawaan dan harga diri yang diturunkan ayah dan kakeknya, berdiri di tengah-tengah dengan pedang teracung. Ia berseru lantang, “Apa yang membuat kalian ragu membunuhku. Majulah. Demi Allah, tidak ada pembunuhan yang lebih dibenci Alah dari pada pembunuhanku ini. Sungguh Allah akan memuliakanku, dan menghinakan kalian.”
    Melihat Al-Husain sendirian di tengah kepungan musuh, Zainab –yang belakangan di kenal sebagai Bathalah Karbala, pahlawan Karbala—berseru, “Mudah-mudahan langit ini runtuh.” Ketika itulah Umar bin Sa’ad, sang panglima tentara Umayyah, melintas. Zainab pun memanggilnya, “Hai Umar, tega sekali kau melihat Husain dibunuh di depan matamu.” Umar tertegun, matanya nampak berkaca-kaca, namun ia segera berlalu.
         Tiba-tiba Syimar Dzil Jausyan mendekati kepungan. Melihat anak buahnya tak ada yang berani menyerang al-Husain, ia pun membentak, “Terkutuk kalian semua! Apa yang kalian tunggu? Cepat bunuh dia! Khalifah akan memberikan hadiah yang besar bagi kalian.”
    Bentakan itu seakan membangunkan mereka dari mimpi. Zara bin Syarik mengayunkan pedangnya hingga memutuskan lengan kiri Al-Husain. Masih dalam keadaan limbung, tombakan Sinan bin Nakhi merobohkan tubuh cucu baginda Nabi itu ke tanah. Melihat teman-temannya masih diam tertegun, Sinan segera turun dari punggung kudanya dan memenggal kepala Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib. Al-Husain wafat pada tanggal 10 Muharram 61 H, lima puluh tujuh tahun setelah Rasulullah mendapat kabar kematiannya dari Malaikat Jibril.
         Tak cukup puas, serdadu-serdadu yang sudah kesetanan itu lalu menjarah benda berharga yang melekat pada mayat-mayat pejuang pembela Al-Husain dan merampok barang bawaan di tenda-tenda rombongan Ahlul Bait. Saat itulah Syimar menemukan Ali Zainal Abidin, putra Al-Husain, yang sedang terbaring sakit di dalam tenda dengan ditemani bibinya, Zainab. Lelaki biadab itu pun bermaksud menghabisi Ali Zainal Abidin, kalau saja Zainab tidak mati-matian mempertahankannya.
    Sambil memeluk keponakannya, wanita pemberani itu berteriak, “Apa akan kau bunuh juga anak yang sedang sakit ini?.”
         Syimar ragu-ragu sejenak sebelum memilih untuk meninggalkannya. Mungkin ia berpikir, tanpa dibunuh pun anak yang sedang sakit itu akan mati sendiri, karena kehabisan bekalan makanan, minuman dan obat-obatan. Namun siapa yang tahu rahasia Allah? Justru dari anak yang nyaris terbunuh itulah keturunan Al-Husain kemudian dapat berlanjut hingga saat ini.

    Dikisahkan bukan untuk memedihkan lagi luka sejarah itu, namun untuk sekedar mengingatkan, betapa perpecahan antar umat Islam sebaiknya tidak terjadi lagi. Dan Alangkah baiknya bila hari ini kita jadikan sebagai momen untuk bertafakkur serta berpuasa.
    Dirangkum dari :
    http://ahmadiftahsidik.blogspot.com/

    Wallahu A' lam

    Rabu, 15 Desember 2010

    Rahasia Perempuan

    masya Allah cantiknya, jd pengen cepet  beristri..
    liat yang begini ..hehe
    • Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang sholihah. (Sabda Nabi Saw)
    • Perempuan itu dinikahi karena empat perkara : Pertama , karena hartanya. Kedua, karena keturunannya. Ketiga, karena kecantikannya. Keempat, karena agamanya. Dan yang lebih utama adalah perempuan yang beragama, niscaya engkau akan beruntung ( Sabda Nabi Saw)
    • Tiada seorang Muslim yang melihat wanita lalu ia memejamkan matanya, melainkan Allah Swt. Akan memberinya kelezatan beribadah di hatinya (Sabda Nabi Saw)
    • Pilihlah pasangan (pemuda) yang bertakwa kepada Allah, Karena jika ia mencintai seorang wanita, dia memuliakannya, dan apabila dia tidak mencintainya, maka dia tidak akan menzaliminya (Hasan Al-Basri)
    • Istri yang mengeraskan suara melebihi suara suaminya, maka dia akan mendapat laknat dari segala sesuatu yang disinari matahari (Sabda Nabi Saw)
    • Sesungguhnya apabila seorang suami memandang istrinya, lalu istrinya membalas pandangan tersebut dengan penuh kasih dan cinta, maka Allah akan memandang mereka dengan pandangan kasih mesra. Dan jika, si suami membelai tangan istrinya, maka dosa mereka jatuh berguguran di celah-celah jari tangan mereka (Sabda Nabi Saw)
    • Bila seseoarang tertusuk jarum kecil atau jarum besar dari besi, maka itu lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (Sabda Nabi Saw)
    • Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya. (Pepatah Arab)
    • Emas diuji dengan api, wanita diuji dengan emas, dan lelaki diuji dengan wanita (Pepatah Arab)
    • Air mata wanita adalah senjata yang membuahkan kemenangan (Pepatah Arab)
    • Dalam kepala Wanita ada kekurangan, tetapi dalam hati mereka ada kelebihan (Pepatah Arab)
      

    Selasa, 14 Desember 2010

    Tiga kesalahan yang selalu Berulang

         Pertama, menyia-nyiakan waktu. Kedua, Membicarakan hal-hal yang tidak berguna, " Di antara kualitas keislaman seseorang adalah meningggalkan hal yang tidak berguna untuk dirinya." (Al-Hadits)
         Ketiga, memberikan porsi berlebihan yang terlalu besar terhadap masalah sepele. Misalnya, suka mendengarkan kabar burung, ramalan-rammalan, dan gosip-gosip. Kesenangan seperti itu hanya akan membuat orang menjadi paranoid(ketakutan), menciptakan kecemasan didalam hati, dan melenyapkan kedamaian dari dalam hati.
         Rasulullah mengajarkan kepada pamannya, abbas, satu doa yang menghimpunkan antara kebahagiaan dunia dan akhirat: " Ya  Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan afiat.
         Doa ini mencakup dan melingkupi semua hal. Di dalamnya ada kebaikan dunia dan akhirat.

    Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik dan akhirat (QS. Ali Imran : 148)

    Ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (QS. Thaha : 123)


          La Tahzan : Dr. Aidh Al-Qarni

    Senin, 13 Desember 2010

    Kisah Inspiratif Kedermawanan

         Ummu Salamah, istri Rasulullah saw. bercerita, suatu hari Rasulullah masuk kerumahku dengan muka pucat. Aku khawatir beliau sedang sakit " Wahai Rasulullah, mengapa wajahmu pucat begini?" tanyaku.
         Rasulullah menjawab, " aku pucat bukan karena sakit, melainkan karena aku ingat uang tujuh dinar yang kita dapat kemarin, sampai sore ini masih berada di bawah kasur dan kita belum, menginfakannya, " (H.r. Al-haitsami)
         Aisyah berkata, suatu hari, ketika sakit rasulullah menyuruhku bersedekah dengan uang tujuh dinar yang disimpannya dirumah. Setelah menyuruhku bersedekah, beliau lalu pingsan. Ketika sudah siuman, Rasulullah bertanya kembali, "Uang itu sudah kau sedekahkan?"
                         "Belum, karena aku kemarin masih sangat sibuk," jawab Aisyah.
                          Rasulullah bersabda, "Mengapa bisa  begitu, ambil uang itu!"
          Begitu uang itu sudah dihadapannya, Rasulullah bersabda, " Bagaimana menerutmu seandainya aku tiba-tiba meninggal, sementara aku mempunyai uang yang belum kusedekahkan? Uang ini tidak akan menyelamatkan Muhammad seandainya ia meninggal sekarang, sementara ia mempunyai uang yang disedekahkan." (H.r. Ahmad)
                                
    Mutiara Kata



    1. Budi pekerti luhur adalah sikap dermawan. Menyingkirkan duri di jalan dan seulas senyum diwajah, adalah juga kedermawanan ( Hasan Al-Basri )
    2. Apabila seseorang ingin  selamat dari siksa kubur, hendaklah ia melazimkan empat perkara, yaitu menjaga shalatnya, bersedekah, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyakkan membaca tasbih,karena dengan tasbih maka kuburnya akan tersinari dan terlapangkan. (Abu As-Samarqandi)
    3. Shalat itu mengantarmu setengah jalan, puasa itu mengantarmu ke pintu kerajaan, dan sedekah itu membawamu masuk ke dalamnya. (Sahl bin Abdullah At-Tusturi)
    4. Satu dirham disedekahkan ketika masa sehat dan bakhil lebih afdal(baik) daripada seratus dirham diwasiatkan ketika akan mati. (Ibnu Mas'ud)
    5. Sedekah itu menolak bencana. (Sabda Nabi saw)
    6. Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yanh berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barang keatas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah. (sabda Nabi saw)
    7. Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. sedangkan orang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka (Sabda Nabi saw)
    8. Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. itu menunjukan tangisan kalian belum karena Allah. ( Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)
                                    Dikutip dari buku motivasi islami dosis tinggi : irham sya'roni

    Dosa dan Taubat

    KALAU ANDA pernah menghadiri pemakaman, entah itu pemakaman keluarga, sahabat, kawan, tetangga atau siapa saja, coba perhatikan perbuatan si mayit tersebut sewaktu masih hidup. Bila ternyata dulunya ia adalah orang yang tidak lurus-lurus amat hidupnya; dalam arti beragama, ia beragama sambil lalu atau setengah-setengah, maka coba tanya diri sendiri kira-kira apa yang akan dilakukan si mayit tersebut apabila diberi kesempatan untuk hidup kembali oleh Allah swt.. Apakah menurut Anda ia akan berbuat baik terus-menerus? Insya Allah, jawabannya adalah 'Ya'
          
         Allah swt. berfirman,"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu),hingga apabila datang kematian kepada seoarang dari mereka, dia berkata: 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(Q.s. Al-Mu'minun[23] : 99)
      
         Atau, coba bayangkan, kematian menggunakan prosedur yang memperbolehkan calon mati mengetahui hari kematiannya. Umpamanya prosedur kematian menyatakan bahwa setiap satu pekan sebelum hari kematian, dikeluarkan pengumuman mengenai siapa yang akan meninggal pekan depan. Menurut anda  apa yang akan dilakukan oleh manusia dalam menyikapi prosedur permakluman kematian seperti ini? Taubat! Ya, insya Allah, mesjid-mesjid akan selalu dipenuhi oleh orang-orang yang bertaubat.

         Sayangnya, kedua perumpamaan diatas tidak akan berlaku. Dan sayangnya juga, sebagaima jodoh dan rezeki, ajal juga termasuk sesuatu yang misterius yang tidak ada seorang pun mengetahui kapan dan di mana ia akan meningggal. Oleh karena itu, sepatutnyalah kita yang sekarang ini masih diberi kesempatan hidup melakukan perbuatan-perbuatan baik, melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menjauhi larangan Nya.  Sepatutnya kita yang masih hidup ini memanfaatkan usia kita dengan taubat sebelum pintu taubat tertutup.


    Untaian Kata Mutiara.


    1. Orang alim yang berbuat dosa lebih berat siksaanya, dibanding dengan orang bodoh yang berbuat dosa (Mansyur Abdul Hakim)
    2. Keadaan hamba ini hanya ada empat macam: Nikmat, balak, taat, dan maksiat. Maka jika ada didalam niklmat, kewajiban hamba adalah bersyukur kepada Allah dan jika menerima balak harus sabar. Dan jika dapat melakukan ketaatan harus merasa mendapat taufik hidayat dari Allah. Dan, bila tergelincir dalam dosa maksiat, maka harus membaca istigfar (Abul Abas)
    3. Dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang dianggap remeh oleh pelakunya.(Ali Bin Abi Thalib)
    4. Musibah bagi orang mukmin dapat menghapus dosa-dosanya (jika ia bersabar). (Sabda Nabi saw.)
    5. Barangsiapa yang selalu kenyang perutnya, maka banyak dagingnya. Barangsiapa banyak dagingnya, maka besar syahwatnya. Barang siapa besar syahwatnya, maka banyak dosanya.  Barangsiapa banyak dosanya, maka keras hatinya. Barangsipa keras hatinya, maka ia akan tenggelam dalam lautan kenistaan dan kemewahan duniawi (Yahya bin Mua'adz Ar-Razi)
    6. Iblis itu celaka karena lima hal; tidak pernah mengakui dosa yang dilakukannya, tidak pernah menyesal setelah melakukan perbuatan dosa, tidak pernah mencela dirinya, tidak pernah punya niat untuk bertaubat, dan putus asa dari rahmat Allah (Muhammad Ibnu Dauri)
    7. Kerusakan hati manusia itu disebabkan oleh enam faktor; yaitu sengaja berbuat dosa dengan harapan dosanya nanti diampuni, memiliki ilmu tapi tidak diamalkan, apabila beramal tidak ikhlas, memakan rezeki Allah tetapi tidak pernah bersyukur, tidak ridha dengan pemberian Allah, dan sering mengubur orang tapi tidak mau mengambil pelajaran dari kematian itu. (Hasan Al-basri)
    8. Takutlah kamu akan perbuatan dosa disaat sendirian, disaat inilah saksimu juga hakimmu. (Ali Bin Abi Thalib)
    9. Yang paling ringan bagi manusia adalah meninggalkan shalat. Sedemikian ringannya hingga banyak manusia yang tidak merasa berdosa ketika meninggalkannya. (Imam Al-Ghazali)
    10. Hati itu juga bisa sakit sebagaimana sakitnya badan, dan obat sakit hati adalah taubat dan lemah lembut. Hati akan keruh sebagaimana keruhnya kaca cermin, dan cara membersihkan hati adalah dengan mengingat Allah. Hati juga bisa telanjang sebagaiman telanjangnya tubuh,  maka pakaiannya adalah takwa. Hati juga bisa haus sebagaimana hausnya badan, maka minumannya adalah Ma'rifat (mengenal Allah), cinta, tawakkal, taubat, dan selalu menolong manusia. (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah)
    11. Ketergesa-gesaan itu datangnya dari setan, kecuali dalam lima hal. Sebab, yang lima hal itu termasuk sunnah Nabi,  yaitu segera memberi jamuan kepada tamu apabila ia telah masuk, segera mengurus mayat jika sudah jelas kematiannya, segera menikahkan anak perempuan jika ia sudah dewasa, segera membayar hutang jika telah tiba waktu pembayarannya, dan segera bertaubat ketika terlanjur melaukan maksiat. ( Hatim Al -Asham)
    12. Perbanyaklah istigfar di rumah kalian, didepan hidangan kalian, dan dimana saja kalian berada! karena, kalian tidak  tahu kapan  turunnya ampunan (Hasan Al-Basri)
    13. Betapa banyak manusia yang dihukum secara berangsur-angsur melalui kesenangan yang diberikan kepadanya. Betapa banyak manusia yang mendapat cobaan melalui pujian orang lain kepadanya. Betapa banyak manusia terpedaya karena kelemahannya disembunyikan oleh Allah. (Ibnu Mas'ud)
    14. Janganlah  sombong dengan amal, karena kesombongan merusak dan melenyapkan amal. Orang yang mengakui pertolongan Allah pasti tidak akan sombong dengan amal yang dilakukannya. ( Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)               Dikutip dari buku motivasi islami dosis tinggi        

    Minggu, 12 Desember 2010

    Waktu adalah pedang!!!

    Tanda orang yang merugi adalah banyak berkumpul namun tidak untuk menambah ilmu. Banyak berbasa-basi, bercanda, dan banyak bicara 
    Dari Ibnu 'Abbas ra, Rasulullah bersabda:
    وَالْفَرَاغُالصِّحَّةُ:النَّاسِ مِنَ كَثِيْرٌ فِيْهِمَا مَغْبُوْنٌ نِعْمَتَانِ
    “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, nikmat sehat dan waktu luang.” (Riwayat Bukhori). (HR. Bukhori no.6412, At-Tirmidzi no.2304, Ibnu Majah no.4170, Ahmad no. I/258-344), Ad-Darimi no.II/297, Al-Hakim no.IV/306)

    Waktu adalah ukuran zaman. Hari-hari yang kita lewati adalah umur kita. Apabila ia berlalu, maka hilanglah bagian dari hidup kita. Waktu adalah karunia terbesar dan paling berharga bagi manusia. Waktu menjadi rahasia berbagai prestasi cemerlang bagi seseorang ketika mampu menatanya dengan seksama.
    Mumpung seseorang masih punya kesempatan waktu muda, maka seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Masa muda sebagai waktu emas, saat masih memiliki kekuatan semangat, pikiran masih jernih, kesibukan masih sedikit, dan tekat yang kuat. Sebaliknya pada usia tua, jasad semakin lemah, beban semakin berat, penyakit sering mampir, dan kekuatan pun kian berkurang.
    Semua bentuk tindakan, kesungguhan, kekuatan, kemuliaan, kenikmatan, dan pencapaian tujuan adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan ketika badan sehat dan adanya waktu luang. Kewajiban yang seharusnya kita tunaikan teramat banyak, sementara waktu terluang sangat terbatas. Dengan waktu pula, betapa banyak lahan yang bisa diolah, berapa banyak perusahaan yang bisa didirikan, berapa ribu orang yang bisa dibantu dan yayasan yang bisa dikembangkan. Namun betapa banyak pula yang sudah puas dengan sedikit kualitas, sudah bangga dengan amal yang belum ada apa-apanya.
    Tidaklah Allah bersumpah dalam al-Quran dengan meggunakan kata waktu, wal-‘ashri, wad-dhuha, wal-laili, bis-syafaqi, wal-fajri, dan sebagainya, kecuali semuanya mengisyaratkan tentang betapa pentingnya waktu. Dimaksudkan agar manusia disiplin penuh perhatian terhadap masa hidupnya. 
    Waktu yang Allah berikan kepada kita lebih berharga daripada emas karena ia adalah kehidupan itu sendiri. Seorang Muslim tidak pantas menyia-nyiakan waktu luangnya untuk hanya bercanda, bergurau, main-main, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Karena ia tidak akan pernah mampu mengganti waktunya yang telah berlalu. Siapa yang mengabaikan waktunya, maka semakin besarlah kerugiannya, sebagaimana kerugian orang sakit, dia merasa rugi kehilangan kesehatan dan kekuatannya.
    Seorang Muslim yang pada dirinya terkumpul dua nikmat ini, yakni kesehatan badan dan waktu luang, maka hendaknya menunaikan hak keduanya untuk melakukan ketaatan dan meraih kedekatan kepada-Nya. Tapi jika menyia-nyiakannya maka sebenarnya ia adalah manusia yang tertipu. Sebab, kesehatan akan digantikan dengan sakit dan waktu luang akan digantikan dengan kesibukan. Sebagaimana seorang pedagang yang memiliki modal, yaitu kesehatan dan waktu luang, maka ia tidak boleh menyia-nyiakan modalnya yang ada padanya selain ketaatan kepada Allah.
    Seseorang yang memiliki badan yang sehat tanpa menggunakannya untuk tindakan yang berguna dan tidak pula berbuat untuk akhiratnya adalah orang yang merugi. Dalam kenyataan memang kebanyakan manusia tidak menggunakan kesehatan dan waktu luang. Mereka malah membuang usia dan mempermainkan umur. Kadang-kadang manusia juga tidak memiliki waktu luang. Waktunya habis hanya untuk mencari makan dan kebutuhan periuk nasi. Sebaliknya terkadang memiliki waktu luang namun badannya sakit, jiwanya juga sakit, malas, loyo, tidak bergairah yang pada akhirnya berujung pada kebangkrutan.
    Seorang Muslim hendaknya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Ia tidak boleh menunda-nunda kesempatan melakukan amal kebaikan.
    Diriwayatkan bahwa Ibnu ‘Umar pernah berkata; "Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari. Dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR. Al-Bukhariy no.6416)
    Ibnu Qoyyim berkata: ”Ada 4 hal yang dapat merusak hati, yaitu berlebihan dalam berbicara, berlebihan makan, berlebihan tidur, dan berlebihan dalam bergaul.” (Al-fawaid hal 262).
    Beliau juga berkata: ”Pintu taufiq tertutup bagi seseorang karena melakukan 6 perkara, yaitu (1) meninggalkan syukur kepada Allah dengan menggunakan karunia bukan pada jalan-Nya, (2) gemar terhadap ilmu namun tidak mau mengamalkannya, (3) menunda-nunda taubat, (4) berteman dengan orang sholih tapi tidak mau meneladani mereka, (5) mengejar-ngejar dunia padahal dunia akan meninggalkannya, (6) berpaling dari akhirat padahal akhirat akan mendatanginya.” (Al-Fawaid)
    Ucapan Salaful ummah tentang waktu
    Muhammad bin Abdul Baqi’ (535 H) mengatakan: ”Aku tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang pernah berlalu dari umurku untuk main-main dan berbuat sia-sia.” (Siyar A’lamin Nubala’ XX/26)
    Imam Hasan Al-bashri mengatakan: “Wahai anak cucu Adam, dirimu sebenarnya adalah hari-harimu yang kau alami, jika harimu berlalu maka berkuranglah sebagian hidupmu, sungguh aku pernah bertemu dengan suatu kaum, mereka lebih mengutamakan, mencintai dan menghargai waktu melebihi dari apa yang kau lakukan terhadap dinar dan dirham.”
    Ibnu Mas’ud berkata: “Aku tidak pernah menyesal atas hari yang berlalu, kecuali ketika matahari terbenam dan usiaku berkurang, tetapi ilmuku tidak bertambah di hari itu.”
    Al-Kholil bin Ahmad (160H) mengatakan; “Waktu itu ada tiga bagian, waktu yang sudah berlalu darimu dan tak akan kembali, waktu sekarang yang sedang kau alami dan ia juga akan berlalu darimu, dan waktu yang engkau tunggu yang bisa jadi engkau tidak bakal mendapatkannya.” (Thobaqotul hanaabilah hal.35-36)
    Kisah Dawud bin Abi Hindun (139 H) adalah di antara contoh yang mengagumkan. Beliau  berkata: “Ketika kecil aku berkeliling pasar. Ketika pulang kuusahakan diriku untuk selalu berdzikir kepada Allah ta’ala hingga tempat tertentu. Jika telah sampai kuusahakan lagi dariku untuk berdzikir kepada Allah hingga tempat selanjutnya…hingga sampai di rumah. Tujuannya agar kugunakan waktu dalam umurku.” (Siyar A’lamin Nubala’ VI/378)
    Ibnu Rojab Al-hambali berkata: “Seorang pelajar hendaknya seorang yang cepat dalam berjalan, menulis, membaca ketika makan.” (Thobaqot Al-hanabilah). Terbiasa cepat dalam berjalan maka akan sehat di waktu tuanya, cepat membaca maka akan menghemat waktu belajarnya, sekaligus lebih banyak mendapatkan ilmu.
    Contoh Salaful ummah menggunakan waktu
    Di dalam perjalanan para ulama’ terdahulu terdapat banyak contoh yang mencengangkan bagaimana mereka menggunakan umurnya yang mampu mendorong kita agar benar-benar menjaga detik-detik ini. Para pendahulu kita dengan keterbatasan dana, teknologi, tidak ada listrik, printer, dan sejenisnya, namun amal mereka tak mampu ditandingi oleh manusia sekarang. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk berjuang di jalan Allah, menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, melakukan amalan sunnah, berdzikir, bertasbih, beristighfar, mengajar, dan amal-amal ketaatan lainnya.
    Abu Bakar Al-Baqilani pernah tidak tidur sebelum menulis sebanyak 35 halaman dari hafalannya. Abu Nashr Al-Farabi tinggal di Damaskus dekat taman dan kolam air. Di sinilah beliau pergunakan untuk menulis kitab-kitabnya. Imam Abu Yusuf sahabat Imam Abu hanifah menjelang detik-detik kematiannya masih sempat membahas masalah fiqh. 
    Seorang murid dari Al Alusi Al-hafidh, Bahjah Al-Atsari berkata: “Saya teringat bahwa saya tidak datang belajar pada suatu hari karena hujan dan angin kencang. Kami kira Al-Alusi tidak datang mengajar. Keesokan harinya beliau berkata: “Tidak ada kebaikan bagi orang yang terpengaruh oleh panas dan hujan untuk tidak belajar”. 
    Di antara sikap yang menakjubkan dalam menghargai waktu adalah Ibnu Taimiyah (590 H). Beliau tidak pernah membiarkan waktu berlalu tanpa mengajar, menulis, dan ibadah lainnya. Pada waktu masuk kamar kecil pun beliau meminta seseorang untuk membacakan kitab kepadanya dari luar.
    Ibnu Rojab berkata: “Hal ini menunjukkan betapa kuat dan tingginya kecintaan beliau untuk mendapatkan ilmu dan memanfaatkan waktu”. Murid beliau, Ibnu Qoyyim menyebutkan bahwa beliau di saat sakitpun masih sempat membaca dan menelaah ilmu. (Roudhotut Tholibin)
    Daud At-Tho’i diriwayatkan membaca lima puluh ayat ketika makan roti. Seorang bijak mengatakan;Waktu adalah pedang, jika engkau tidak menggunakannya maka ia akan memotongmu. Bila engkau tidak menggunakan waktu yang ada, maka engkau akan celaka layaknya seseorang yang terkena sabetan pedang. Jika kamu tidak menggunakannya dalam kebaikan maka engkau akan dirusak di dalamnya.” (Bahjatus-nufus, Ibnu Abi Jamroh 3/96).
    Sarri As-Saqoti ketika didatangi dan dikerumuni oleh orang-orang yang tidak memiliki kepentingan dan hanya berbasa-basi saja, maka dikatakan mereka: “Anda telah dikerumuni oleh orang-orang yang tidak punya tindakan, jika orang yang didatangi lemah maka mereka akan duduk berlama-lama dan akibatnya kerugian waktupun tak terhindarkan. Padahal kalian punya kewajiban-kewajiban yang banyak”.
    Imam Amir bin Qois kedatangan seseorang dan mengajaknya untuk duduk-duduk saja, maka dikatakan kepadanya: “Saya akan berbicara denganmu namun tolonglah hentikan matahari terlebih dahulu”
    Umur yang sia-sia
    Banyak waktu terbuang dengan sia-sia. Ini adalah tanda utama orang-orang yang dianggap merugi. Hilangnya waktu, juga menyebabkan hilangnya umur secara sia-siapa. Beberapa hal di antara kesia-siaan itu adalah banyak berkunjung dan berkumpul namun tidak untuk menambah ilmu. Duduk-duduk hanya untuk berbasa-basi, berlebih-lebihan dalam bergaul, banyak bercanda dan tertawa, banyak jalan-jalan, banyak bicara lebih dari keperluan, minum kopi 1 gelas sampai berjam-jam, meng-ghibah dan bersantai-santai membuang usia sehingga terlepaslah darinya manfaat yang banyak.
    Di antara menyia-nyiakan umur pula adalah sibuk dengan sesuatu yang tidak penting. Berasyik-ria dengan kegiatan yang remeh temeh. Seperti main catur, domino, menonton TV, baca desas-desus berita koran, nonton berita ghibah, SMS  atau bicara di HP dengan sesuatu yang tidak penting. Sehingga banyak ketinggalan ilmu yang seharusnya ia miliki.
    Imam Syafi’i pernah ditanya, “Bagaimana keinginan Anda terhadap ilmu?” Beliau menjawab: “Ibarat seorang ibu yang kehilangan anak tunggalnya dan ia tidak memiliki anak kecuali anak tersebut.”(Adabus-Syafi’I wanaqibuh, Ar-Rozi, dinukil dari Ma’aalim fit-thoriqi thlabil ‘ilmi hal.41).
    Bandingkanlah pemandangan antara Imam Syafi’I yang haus ilmu dengan orang-orang sekarang. Di kantor ia banyak ngobrol, meski banyak orang sedang membutuhkannya. Di rumah ia hanya nonton TV padahal banyak waktu bisa dimanfaatkan untuk kebaikan. Bahkan nongkrong malam hari hanya untuk mengejak kesia-siaan.
    Waktu lewat begitu saja dengan kelebihan jam tidur, banyak makan, banyak berleha-leha dan santai. Sehingga yang timbul justru panjang angan-angan, menunda-nunda pekerjaan, menunda taubat. Terutama antara adzan dan iqomah tidak digunakan untuk berdo’a, atau berdzikir, membaca al-Qur’an, mengulang hafalan, muhasabah, muroja’ah dan sebagainya.
    Dalam kenyataan, kita saksikan manusia menggunakan umurnya dengan sesuatu yang aneh, membaca buku yang sama sekali tidak berguna, menyaksikan hiburan yang sungguh sia-sia, lawakan, berlama-lama istirahat, berhura-hura ke tempat keramaian dan sebagainya. Lebih aneh lagi kita sendiri menganggap aneh melihat seseorang yang mempersiapkan amal untuk perjalannya yang panjang, berpacu dengan cepatnya putaran waktu.
    Imam Ibnu Jama’ah berkata: “Hendaknya seseorang membagi waktu malam dan siangnya, memanfaatkan sisa umur karena umur yang tersisa tidak ada bandingannya.”
    Akhirul kalam, biasakanlah bertanya pada diri sendiri. Apa yang telah kita lakukan di waktu-waktu sehat dan luang kita? Apakah digunakan untuk tujuan kesehatan, kemanfaatan ilmu, untuk ibadah, atau hanya terbuang secara percuma?
    Jika hanya kesia-siaan belakan, sepatutnya kita memohon kepada Allah agar mengasihi kita dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang mampu mengisi usia ini sebagus-bagusnya. Amiin.
     Dikutip dari hidayatullah.com